Kisah Inspiratif, Orang-orang Buta dan Seekor Gajah
Kisan Inspiratif,
Suatu ketika seorang Raja di India Utara
memerintahkan pegawai-pegawainya untuk mengumpulkan orang-orang yang buta sejak
lahir ke istana kota raja. Sang raja juga memerintahkan pegawainya untuk
membawa seekor gajah ke istana. Orang orang buta ini sepanjang hidupnya belum
pernah sama sekali mengerti apa itu gajah. Mereka tidak tahu seperti apakah
gajah itu. Sekarang sang raja memerintahkan mereka untuk menyentuhnya. Mereka
hanya menyentuh bagian-bagian tertentu saja, bukan gajah secara keseluruhan.
Dengan cara demikian sang raja akan mendapat hiburan. Setelah beberapa waktu
menunggu, mereka dipersilahkan mengatakan, bagaimana dan apa itu gajah.[1]
Orang pertama, yang memegang badan gajah mengatakan bahwa
gajah itu seperti dinding yang tebal. “Bukan begitu” kata orang kedua,
yang memegang gading gajah, dan mengatakan bahwa “gajah itu bentuknya agak
panjang meruncing dan tajam.” Orang ketiga, yang memegang telinga
gajah itu berkata, “bukan seperti itu, gajah itu seperti daun raksasa, kalau
kita pegang akan bergerak-gerak.” “Saya tidak setuju,” sahut orang keempat yang
memegang belalai gajah dan berkata “gajah itu seperti ular raksasa.”
Orang kelima, berteriak tak setuju dan berkata “gajah itu seperti
pohon yang besar.” Orang keenam, yang diizinkan menunggang gajah
itu berkata, “tidak ada satu pun dari kalian yang akurat! Gajah itu seperti
gunung besar yang dapat bergerak dan berjalan!.”[2]
Masing-masing dari mereka memiliki pendapat,
penjelasan dan argumennya sendiri tentang seekor gajah. Karena gambaran mereka
tentang gajah berbeda, mulailah mereka bertengkar. Masing-masing sangat yakin
bahwa hanya penjelasannyalah yang paling benar dan kepunyaan yang lainnya
salah. Akhirnya mereka saling berantam.
Siapakah yang salah dan siapakah yang benar?
Adakah seorang dari mereka memiliki kebenaran? Yang pasti sang rajalah yang
salah karena telah mempermainkan orang buta. Bagi orang orang buta sejak lahir
sangatlah sulit. Masing-masing dari mereka telah menggambarkan dengan tepat apa
yang mereka rasakan. Mereka telah melakukannya dengan benar. Masing-masing
mengatakan kebenaran. Tak seorangpun berbohong karena mereka hanya
diperbolehkan meraba bagian-bagian tertentu saja, tidak gajah secara keseluruhan.
Kekeliruan dari masing-masing orang buta
tersebut bukan soal kualitas dari penjelasannya, melainkan keyakinan dan
pernyataan tentang gajah secara keseluruhan dan menganggap penjelasannyalah
yang paling benar. Tak seorangpun memiliki gagasan bahwa masing-masing hanya
menjelaskan satu bagian saja. Seandainya mereka "sadar"
bahwa mereka hanya menjelaskan satu bagian saja, sebenarnya mereka mampu
mengerti kebenaran gajah secara keseluruhan.[3]
Dari kisah di atas, pesan moral yang
terkandung; barangsiapa mau membagi pengetahuan dengan orang lain, ia tak akan
sedikitpun kehilangan. Justru sebaliknya, jika pengetahuan dibagi,
pengetahuannya tidak akan berkurang melainkan akan bertambah. Kita manusia
memang kerap seperti drama dongeng orang-orang buta ini. Ibarat
mereka ini, “kita hanya mengambil sebagian
(secuil) dari keseluruhan sebuah kenyataan. Kita hanya memahami sebagian
(secuil) dari kekomplekan sebuah kenyataan. Kita hanya memegang sebuah
pengertian yang terbatas dari seluruh kenyataan. Kita hanya ingin selalu
melawan dan menentang apa yang berbeda dari kita. Kita berjuang mati-matian
mempertahankan pernyataan kita sebagai satu-satunya yang benar. Kita ingin
tampak pandai dengan perselisihan, bukan belajar. Kita harus bertindak ini
(menerima, mendengarkan, memahami apa yang dikatakan orang lain), jika kita
ingin mengetahui lebih banyak.”[4]
Dari ringkasan catatan ini semoga pembaca, dapat memetik “hikmah” atau menuai pelajaran yang ada pada cerita secuil di atas, dan bermanfaat bagi kehidupan. Salam harmonis, mantap serta bertoleransi (dengan lingkungan).[5] Sekian, terima kasih.
*Ditulis ulang oleh Jafriandi
*Ditulis ulang oleh Jafriandi
[1] Pengetahuan
Wow, Kisah inspiratif; Orang-orang Buta dan Seekor Gajah, di
akses dari http://pengetahuanwow.blogspot.co.id/2012/07/kisah-inspiratif-orang-orang-buta-dan.html,
tanggal 08 Januari 201
[2] Retno
Sari, Orang-orang Buta dan Gajah, di akses dari http://informid.com/orang-buta-dan-gajah/,
tanggal 08 Januari 2018
[3] Citra Pradipta, Mengetahui
Sudut Pandang Itu Penting, di akses dari http://www.citrapradipta.com/2013/08/mengetahui-sudut-pandang-itu-penting.html,
tanggal 08 Januari 2018
[4] Sari
Kata, Orang-orang Buta dan Seekor Gajah, di akses dari http://sarikata.com/baca-cerita/orang-orang-buta-dan-seekor-gajah/,
pada tanggal 12 Januari 2018
[5] Wikipedia,
Toleransi, di akses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Toleransi,
http://kbbi.co.id/arti-kata/toleransi