Kisah Inspiratif, Orang-orang Buta dan Seekor Gajah

Kisan Inspiratif,
"Orang-orang Buta dan Seekor Gajah"


(Sumber: pendidikan60detik.blogspot.co.id)

Suatu ketika seorang Raja di India Utara memerintahkan pegawai-pegawainya untuk mengumpulkan orang-orang yang buta sejak lahir ke istana kota raja. Sang raja juga memerintahkan pegawainya untuk membawa seekor gajah ke istana. Orang orang buta ini sepanjang hidupnya belum pernah sama sekali mengerti apa itu gajah. Mereka tidak tahu seperti apakah gajah itu. Sekarang sang raja memerintahkan mereka untuk menyentuhnya. Mereka hanya menyentuh bagian-bagian tertentu saja, bukan gajah secara keseluruhan. Dengan cara demikian sang raja akan mendapat hiburan. Setelah beberapa waktu menunggu, mereka dipersilahkan mengatakan, bagaimana dan apa itu gajah.[1]
Orang pertama, yang memegang badan gajah mengatakan bahwa gajah itu seperti dinding yang tebal. “Bukan begitu” kata orang kedua, yang memegang gading gajah, dan mengatakan bahwa “gajah itu bentuknya agak panjang meruncing dan tajam.” Orang ketiga, yang memegang telinga gajah itu berkata, “bukan seperti itu, gajah itu seperti daun raksasa, kalau kita pegang akan bergerak-gerak.” “Saya tidak setuju,” sahut orang keempat yang memegang belalai gajah dan berkata “gajah itu seperti ular raksasa.” Orang kelima, berteriak tak setuju dan berkata “gajah itu seperti pohon yang besar.” Orang keenam, yang diizinkan menunggang gajah itu berkata, “tidak ada satu pun dari kalian yang akurat! Gajah itu seperti gunung besar yang dapat bergerak dan berjalan!.”[2]
Masing-masing dari mereka memiliki pendapat, penjelasan dan argumennya sendiri tentang seekor gajah. Karena gambaran mereka tentang gajah berbeda, mulailah mereka bertengkar. Masing-masing sangat yakin bahwa hanya penjelasannyalah yang paling benar dan kepunyaan yang lainnya salah. Akhirnya mereka saling berantam.
Siapakah yang salah dan siapakah yang benar? Adakah seorang dari mereka memiliki kebenaran? Yang pasti sang rajalah yang salah karena telah mempermainkan orang buta. Bagi orang orang buta sejak lahir sangatlah sulit. Masing-masing dari mereka telah menggambarkan dengan tepat apa yang mereka rasakan. Mereka telah melakukannya dengan benar. Masing-masing mengatakan kebenaran. Tak seorangpun berbohong karena mereka hanya diperbolehkan meraba bagian-bagian tertentu saja, tidak gajah secara keseluruhan.
Kekeliruan dari masing-masing orang buta tersebut bukan soal kualitas dari penjelasannya, melainkan keyakinan dan pernyataan tentang gajah secara keseluruhan dan menganggap penjelasannyalah yang paling benar. Tak seorangpun memiliki gagasan bahwa masing-masing hanya menjelaskan satu bagian saja. Seandainya mereka "sadar" bahwa mereka hanya menjelaskan satu bagian saja, sebenarnya mereka mampu mengerti kebenaran gajah secara keseluruhan.[3]
Dari kisah di atas, pesan moral yang terkandung; barangsiapa mau membagi pengetahuan dengan orang lain, ia tak akan sedikitpun kehilangan. Justru sebaliknya, jika pengetahuan dibagi, pengetahuannya tidak akan berkurang melainkan akan bertambah. Kita manusia memang kerap seperti drama dongeng orang-orang buta ini. Ibarat mereka ini, “kita hanya mengambil sebagian (secuil) dari keseluruhan sebuah kenyataan. Kita hanya memahami sebagian (secuil) dari kekomplekan sebuah kenyataan. Kita hanya memegang sebuah pengertian yang terbatas dari seluruh kenyataan. Kita hanya ingin selalu melawan dan menentang apa yang berbeda dari kita. Kita berjuang mati-matian mempertahankan pernyataan kita sebagai satu-satunya yang benar. Kita ingin tampak pandai dengan perselisihan, bukan belajar. Kita harus bertindak ini (menerima, mendengarkan, memahami apa yang dikatakan orang lain), jika kita ingin mengetahui lebih banyak.”[4]
Dari ringkasan catatan ini semoga pembaca, dapat memetik “hikmah” atau menuai pelajaran yang ada pada cerita secuil di atas, dan bermanfaat bagi kehidupan. Salam harmonis, mantap serta bertoleransi (dengan lingkungan).[5] Sekian, terima kasih. 

*Ditulis ulang oleh Jafriandi








[1] Pengetahuan Wow, Kisah inspiratif; Orang-orang Buta dan Seekor Gajah, di akses dari http://pengetahuanwow.blogspot.co.id/2012/07/kisah-inspiratif-orang-orang-buta-dan.html, tanggal 08 Januari 201
[2] Retno Sari, Orang-orang Buta dan Gajah, di akses dari http://informid.com/orang-buta-dan-gajah/, tanggal 08 Januari 2018
[3] Citra PradiptaMengetahui Sudut Pandang Itu Penting, di akses dari http://www.citrapradipta.com/2013/08/mengetahui-sudut-pandang-itu-penting.html, tanggal 08 Januari 2018
[4] Sari Kata, Orang-orang Buta dan Seekor Gajah, di akses dari http://sarikata.com/baca-cerita/orang-orang-buta-dan-seekor-gajah/, pada tanggal 12 Januari 2018
[5] Wikipedia, Toleransi, di akses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Toleransi, http://kbbi.co.id/arti-kata/toleransi

Postingan populer dari blog ini

TIM PENGELOLA KEGIATAN (TPK)

SERVANT LEADERSHIP