WAKTU
*SEBELUM KITA MENYIA-NYIAKAN WAKTU*
Pada saat ditanya, apa kesalahan terbesar
dalam hidup? Kesalahan terbesar adalah Anda berfikir kalau Anda punya waktu. Waktu
itu gratis tapi tak ternilai harganya. Anda tidak bisa memilikinya, tapi Anda bisa menggunakannya. Anda tidak bisa menyimpannya, tapi Anda bisa
menghabiskannya. Pada saat waktu hilang, Anda tidak bisa mendapatkannya kembali. Rata-rata orang hidup sampai usia 78 tahun.
Kita menghabiskan waktu sekitar 28,3 tahun
untuk tidur. Jumlah tersebut adalah sepertiga dari total hidup kita dan 30% dari
kita kesulitan untuk tidur dengan nyaman. Kita menghabiskan 10,5 tahun dari
hidup kita untuk bekerja, tapi lebih dari 50 % ingin mengundurkan diri. Waktu
itu lebih berharga daripada uang. Kita bisa saja mendapat lebih banyak uang,
tapi kita tidak bisa mendapatkan lebih banyak waktu. Kita menghabiskan waktu 9
tahun untuk menonton TV dan mengakses media sosial. Kita menghabiskan 6 tahun untuk
melakukan pekerjaan sehari-hari di rumah. Kita menghabiskan 4 tahun untuk makan
dan minum. Kita menghabiskan waktu 3,5 tahun untuk pendidikan. Kita menghabiskan
2,5 tahun untuk berdandan. Kita menghabiskan 2,5 tahun untuk berbelanja. Kita
menghabiskan 1,5 tahun untuk merawat anak. Kita menghabiskan 1,3 tahun di
perjalanan. Hingga akhirnya hanya tersisa 9 tahun.
Bagaimana caranya kita menghabiskan waktu
tersebut? Steve Jobs berkata, “waktu Anda terbatas, jadi jangan habiskan waktu Anda hidup di dunia orang lain.” Jadi ada berita baik dan juga berita buruk. Berita
buruknya, waktu berlalu begitu cepat. Berita baiknya, kita adalah pilotnya.
Bayangkan, kita bangun setiap hari Rp. 1.220.356.800,-
(satu miliar dua ratus dua puluh tiga
lima puluh enam ribu delapan ratus rupiah) di akun bank kita. Dan setiap hari
uang itu akan hilang, baik di belanjakan ataupun tidak. Kemudian di hari
berikutnya Anda kembali mendapatkan uang Rp. 1.220.356.800,- (satu miliar dua
ratus dua puluh tiga lima puluh enam ribu delapan ratus rupiah). Apa yang akan
kita lakukan dengan uang tersebut? Setiap hari, 1.220.356.800 detik dimasukkan ke
dalam akun kehidupan kita. Di akhir hari, saat kita telah menggunakan waktu
kita akan mendapatkan 1.220.356.800 detik yang baru. Kita tidak akan
menghabiskannya jika itu adalah uang, jadi kenapa kita buang-buang waktu?
Detik-detik tersebut lebih
berharga daripada uang, karena kita bisa menambah uang kita, tapi tidak dengan
waktu kita. Untuk tahu berapa berharga waktu 1 (satu) tahun, tanyakan kepada siswa yang gagal naik kelas. Untuk
tahu betapa berharganya waktu 1 (satu)
bulan, tanyakan kepada Ibu-ibu yang kehilangan bayinya di bulan ke 9 (sembilan). Untuk tahu betapa
berharganya waktu 1 (satu) minggu,
tanyakan kepada editor majalah online. Untuk tahu betapa berharganya waktu 1
jam, tanyakan pada pasangan yang sedang LDR-an. Untuk tahu betapa berhaganya waktu
1 (satu) menit, tanyakan pada orang
yang ketinggalan bus, kareta api atau pesawat. Untuk tahu betapa berharganya
waktu 1 (satu) detik, tanyakan kepada
orang yang hampir mengalami kecalakaan. Untuk tahu betapa berharganya waktu 1 (satu) milidetik, tanyakan kepada pemenang
kedua di pertandingan Olimpiade. Kita berfikir bahwa orang lain menghabiskan
waktu kita, tapi sebenarnya kitalah yang mengizinkan mereka dan pada
kenyataannya, kedua orang tersebut ada di dalam diri (pikiran) kita.
Jangan tempatkan seseorang
sebagai prioritas pada saat ia hanya menempatkan kita sebagai pilihan. Sebagian
dari kita kehilangan orang yang penting bagi kita karena kita tidak menghargai
waktu mereka. Sebagian dari kita tidak menyadari betapa pentingnya seseorang
hingga kita kehilangan mereka. Di dalam diri kita semua ada 1
(satu) suara yang membantu kita. 1 (satu) yang ingin agar kita berkembang. 1
(satu) yang ingin agar kita bertumbuh. Dan ada 1 (satu) suara lainnya. Suara
yang mengekang kita. Suara yang membuat kita malas. Suara yang membuat kita
puas diri. Suara yang membatas kita dari pencapaian akan potensi diri. Setiap
hari, mulai dari kita bangun tidur, hingga tidur lagi, selalu ada pertarungan
antara dua suara tersebut. Cobalah tebak siapa yang menang? Ia adalah suara yang
paling kita dengarkan. Ia yang kita beri asupan. Ia kita perkuat pengaruhnya.
Ini adalah pilihan kita tentang bagaimana kita menggunakan waktu yang dimiliki.
Hidup dan waktu adalah 2 (dua) guru terbaik. Hidup mengajarkan kita menggunakan
waktu sebaik mungkin. Dan waktu mengajarkan kita tentang arti dari kehidupan.
Seperti yang pernah diucapkan oleh William Shakespeare seorang penulis Inggris,
“waktu terasa sangat lambat bagi mereka
yang sedang menunggu, terasa sangat cepat bagi mereka yang sedang ketakutan,
terasa sangat lama bagi mereka yang sedang bersedih, terasa sangat pendek bagi
mereka yang sedang bergembira, tapi bagi mereka yang sedang jatuh cinta, waktu
itu abadi”.[1]
Hari berganti hari, waktu terus berputar
tanpa henti. Tak terasa sudah banyak hal yang kita lewati dalam kehidupan ini.
Usia kita semakin bertambah, dan cepat atau lambat kematian akan datang
menjemput untuk memisahkan kita dari kehidupan dunia yang fana ini.
Demikianlah, waktu begitu cepat berlalu.
Alangkah beruntung orang-orang yang pandai memanfaatkan
waktunya dalam kehidupan ini, sehingga tidak ada satu saatpun yang berlalu
kecuali bernilai pahala atau kebaikan. Sedangkan orang-orang yang tertipu bujuk rayu kedunian, waktunya habis tanpa arti, bahkan
menyeretnya pada dosa dan kemurkaan Allah SWT.
Waktu adalah salah satu karunia termahal yang
Allah berikan kepada hambaNya. Dengan waktu yang Allah berikan, manusia punya
potensi dan peluang untuk melaksanakan berbagai aktifitas dalam kehidupannya.
Dan dengan waktu yang dimiliki, manusia terbagi menjadi dua golongan besar.
Satu golongan adalah mereka yang beruntung dan satu golongan yang lain adalah
mereka yang merugi. Tentang hal ini Allah telah menjelaskan dalam surat al-‘Ashr
yang berbunyi, "demi masa.
Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman,
mengerjakan amal kebajikan, dan saling berwasiat pada kebenaran dan pada
kesabaran." (Al-`Ashr: 103: 1-3).
Ayat diatas juga telah menegaskan kepada kita
bahwa nilai waktu bergantung pada sejauh mana setiap individu bisa
menggunakannya pada jalan yang Allah SWT ridhai.
Diantara upaya yang dapat kita lakukan adalah dengan melakukan manajemen waktu, yang muncul dari kesadaran akan urgensi waktu dalam kehidupan.
Diantara upaya yang dapat kita lakukan adalah dengan melakukan manajemen waktu, yang muncul dari kesadaran akan urgensi waktu dalam kehidupan.
Allah sendiri telah bersumpah dengan waktu
dalam banyak ayat dalam al-Qur`an, hal itu menjadi pertanda bahwa betapa mulia
dan tinggi nilai waktu di sisi Allah. Jika Allah SWT memberikan kedudukan yang
mulia terhadap waktu, maka semestinya setiap Muslim juga memuliakan
waktu. Waktu adalah kehidupan. Tanpa waktu seorang Muslim tidak dapat
hidup dan mengabdi pada Allah SWT. Dan menyia-nyiakan waktu berarti
mengantarkan diri kepada kemurkaan Allah SWT.
Seringkali terjadi diantara kita timbul rasa
penyesalan karena telah terlewat darinya kesempatan berharga, disebabkan
menyia-nyiakan waktu yang ada. Begitulah sifat kebanyakan manusia, apa yang ada
dan dimiliki jarang disyukuri, namun setelah tidak ada sering disesalkan. Seperti
kata pepatah, "kesehatan adalah
mahkota yang bertengger diatas kepala orang-orang sehat, tapi mahkota itu tidak
kelihatan kecuali oleh orang-orang yang sakit."
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh
Abu Barzah bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Tidak
akan bergeser kedua kaki anak Adam pada hari kiamat sebelum ditanya tentang 4
perkara : Tentang umurnya untuk apa ia habiskan, masa mudanya untuk apa ia
gunakan, hartanya dari mana diperoleh dan kemana dibelanjakan, dan ilmunya, apa
yang diamalkannya." (HR. Tirmidzi). Imam Hasan Albashri berkata, "Wahai anak Adam! Sesungguhnya kamu
hanyalah kumpulan dari beberapa hari, bila berlalu satu hari maka berlalulah
sebagian darimu. Dan bila sebagian sudah berlalu, maka dekat sekali akan
berlalu semuanya."
Satu jam waktu bisa bernilai kebaikan dan
berbuah pahala, begitu juga sebaliknya, satu jam bisa menjadi keburukan dan
mengundang kemurkaan Allah. Satu jam yang digunakan seseorang untuk membaca
al-Qur`an, membaca buku, menghadiri majlis ilmu, menghafal pelajaran,
bersilaturahmi, berdakwah, dan amal kebaikan lainnya akan berbeda dengan satu
jam yang digunakan untuk main game, mengghibah, berjudi, pacaran, dan lainnya.
Memang, setiap orang punya kebebasan untuk menghabiskan waktu sesuai
keinginannya, tapi harus diingat setiap orang akan diminta pertanggungjawaban di
hadapan Allah terhadap waktu yang telah ia habiskan tersebut di akhirat nanti.
Sebagai seorang musafir di dunia ini, perlu
kiranya kita berhenti sejenak melakukan muhasabah diri. Membuka kembali
lembaran-lembaran lama yang tersimpan dalam memori kita. Apa sebenarnya yang
ingin kita cari di dunia ini? Apa sebenarnya yang ingin kita dapatkan di dunia
ini? Apa sebenarnya niat yang telah membuat kita berani melangkahkan kaki untuk
melakukan sebuah pekerjaan di dunia ini? Sehingga kita rela menanggung susah, bahkan
berpisah dengan orang tua, dengan orang-orang yang kita cintai, kita rela
meninggalkan kampung halaman untuk mencapai sebuah cita-cita dan impian itu?
Kita juga harus membuka file-file perjalanan
hari-hari yang telah kita lalui selama di ini. Apakah ia sesuai dengan tujuan
kita diciptakan Allah SWT? Apakah ia berjalan sebagaimana yang kita rencanakan?
Ataukah ia sudah banyak melenceng dari rencana awal?
Kita juga perlu mengetahui, apakah selama ini
yang menjadi kelemahan kita? Apa yang selama ini membuat kita tidak sanggup
mencapai puncak prestasi? Apakah yang selama ini menjadi rintangan yang selalu
menghalangi jalan yang kita tempuh? Apakah potensi yang kita miliki untuk
menutupi kekurangan tersebut dan apakah peluang yang tampak di hadapan dan di
sekitar kita sehingga segala rintangan dan kendala dapat kita singkirkan?
Kenapa kita perlu berhenti sejenak? Agar kita
dapat memperbaiki kesalahan yang terjadi, agar kita bisa meminimalisir dan memperbaiki kekurangan yang kita miliki, agar kita bisa menyusun langkah yang lebih baik,
dan agar lebih mematangkan persiapan untuk melanjutkan perjalanan
selanjutnya.
Setiap orang diberi porsi waktu yang sama
setiap hari, yaitu 24 jam. Dalam 24 jam tersebut ada orang bisa menyelesaikan
10 pekerjaan. Ada yang bisa menyelesaikan 8 pekerjaan. Ada yang bisa
menyelesaikan 5 pekerjaan, ada yang bisa 3 pekerjaan, ada yang hanya bisa 1
pekerjaan dan ada yang tidak bisa melakukan apapun. Jadi, apa yang membedakan
kita dengan orang lain?
Semuanya kembali pada diri kita
masing-masing, apabila kita ingin sukses di dunia dan akhirat, maka manajemen
waktu adalah diantara solusi tepat yang bisa kita tempuh. Sekian, semoga catatan
ini bermanfaat.[2]
Padang Mardani, 15 Februari 2019
Diringkas oleh Jafriandi
Diringkas oleh Jafriandi
Sumber:
[1]
https://www.youtube.com/watch?v=lFVwUdmZCBs
[2] https://www.eramuslim.com/oase-iman/jangan-sia-siakan-waktu-kita.htm#.XGaaI1UzbIU